Cahaya di Tanah Melayu : Kenduri Riau (Dunia Kecil Penuh Warna)

 

Dalam rangka merayakan Kenduri Riau 18-20 Okt 2024, Dinas Pariwisata Provinsi Riau menggelar berbagai lomba dan acara menarik, salah satunya adalah lomba mural. Tema tahun ini, "Dunia Kecil Penuh Warna," memberikan kesempatan bagi para seniman untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Salah satu peserta dari Tim Silang Art dengan karya berjudul Cahaya di Tanah Melayu. 

Berawal dari ide Tari Persembahan Melayu. Perempuan penari yang membawa tapak sirih. Dikemas dengan aliran atau gaya "Surrealisme* ditangan sang penari  tapak sirih ini digambarkan dengan simbol harmoni antara budaya dan tradisi Tanah Melayu.

Dari Bakar Tongkang yang merepresentasikan tradisi masyarakat Rohil, hingga kemegahan Istana Siak yang menjadi saksi sejarah. Perahu Baganduang dari Kuansing menambah nuansa kearifan lokal, sementara Candi Muara Takus dan Rumah Lontiak dari Kampar menonjolkan warisan sejarah yang mendalam.

Mural ini diciptakan dengan palet warna cahaya neon, yang menciptakan suasana malam yang hidup dan memberikan efek bias cahaya bulan elemen penari. Lampu colok dari Bengkalis menambahkan sentuhan magis, sedangkan Pacu Jalur dari Kuansing melambangkan semangat perjuangan dan kebersamaan masyarakat. Semua elemen ini bersatu dalam harmoni, menyoroti betapa kayanya budaya Tanah Melayu.

Mural Cahaya di Tanah Melayu bukan hanya sekadar karya seni; ia adalah penghormatan terhadap sejarah dan tradisi yang telah membentuk identitas masyarakat Riau. Setiap detail yang dihadirkan mengajak pengamat untuk merenungkan keindahan dan keragaman yang ada, serta merayakan warisan budaya yang patut dilestarikan.

Melalui lomba mural ini, Kenduri Riau tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga wadah untuk merayakan dan mengenalkan kekayaan budaya yang dimiliki provinsi ini. Karya seperti Cahaya di Tanah Melayu menjadi representasi nyata dari semangat dan identitas masyarakat Riau yang beragam.